Berita >
Tabligh Akbar PDM Kota Pekanbaru, Dihadiri Peserta Regional Meeting LPCR-PM Sumbagut

Pemberian Plakat dari PDM Pekanbaru kepada Ketua LPCR-PM PP Muhammadiyah
PEKANBARU, Muhammadiyahpekanbaru.com - Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Pekanbaru menggelar Tabligh Akbar Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Masjid Al-Fida’ Muhammadiyah Pekanbaru, Jumat (29/8/2025) malam. Kegiatan ini menghadirkan Ketua LPCR-PM PP Muhammadiyah, H. Muhammad Jamaluddin Ahmad, S.Psi., Psikolog sebagai penceramah utama.
Kegiatan tabligh akbar tersebut menjadi istimewa karena diikuti oleh lebih 200 peserta Regional Meeting LPCR-PM Sumatera Bagian Utara (Sumbagut) yang terdiri dari perwakilan Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Kepulauan Riau, dan Riau. Hadir pula Wakil Ketua PWM Riau, Dr. H. Baidarus, Ketua Lembaga Pengembangan Cabang, Ranting & Pembinaan Masjid (LPCR-PM) Muhammadiyah Riau & DMI Riau, Dr. Mizan Asnawi, jajaran PCM se-Kota Pekanbaru, serta ratusan pimpinan dan pegawai Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) se-Pekanbaru.
Dalam tausyiyahnya, mubaligh dan purn perwira tni-polri, Jamaluddin Ahmad menekankan pentingnya memakmurkan masjid sebagai pusat solusi umat. Menurutnya, masjid tidak hanya tempat ibadah mahdhah, tetapi juga pusat pembinaan, pemberdayaan, dan pemersatu jamaah.
“Ada kesalahpahaman bahwa perempuan tidak dianjurkan berjamaah di masjid. Padahal masjid adalah rumah umat Islam, tempat kita memperkuat ukhuwah dan meneladani Rasulullah dalam kehidupan sehari-hari,” tegasnya.
Ketua LPCR-PM PP Muhammadiyah tersebut, juga mengajak kepada seluruh jamaah yang hadir untuk dapat meramaikan dan memakmurkan masji-masjid Muhammadiyah di daerah masing-masing.
“Salah satu cara dalam menghidupkan dan meramaikan masjid-masjid kita, bukan hanya diri sendiri yang hadir dalam menjalankan ibadah mahdhah ke masjid, tetapi ajak keluarga kita terutama isteri dan anak-anak untuk dapat meramaikan dan memakmurkan masjid-masjid Muhammadiyah”, ujar Jamaluddin.
Sementara itu, Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Pekanbaru, Jabarullah, S.Sos., menegaskan bahwa memakmurkan masjid Muhammadiyah harus dimulai dengan pemenuhan empat kriteria utama: 1. Legalitas tanah atas nama Persyarikatan Muhammadiyah; 2. Takmir masjid memiliki SK dari PWM, PDM, atau PCM setempat; 3. Masjid memiliki identitas resmi Muhammadiyah; 4. Amaliyah ibadah sesuai Himpunan Putusan Tarjih (HPT) Muhammadiyah.
Lebih lanjut, Jabarullah mengungkapkan bahwa Masjid Al-Fida’ Muhammadiyah ditetapkan sebagai salah satu masjid percontohan di Pekanbaru, bersama Masjid Taqwa Pasar Pusat, dari total 12 masjid Muhammadiyah yang ada di kota ini.
“Kami ingin masjid Muhammadiyah menjadi pusat dakwah, ibadah, dan pemberdayaan umat. Dengan pengelolaan sesuai pedoman persyarikatan, Masjid Al-Fida’ bisa menjadi role model masjid Muhammadiyah di Pekanbaru,” ujarnya.
Peringatan Maulid Nabi, lanjutnya, tidak dimaknai sebagai ritual seremonial atau ibadah khusus, melainkan diisi dengan pengajian yang memperdalam pemahaman dan menghidupkan keteladanan kita kepada Nabi Muhammad SAW.
“Mari kita introspeksi diri, apakah kita sudah benar-benar menjadikan Rasulullah sebagai suri teladan dalam ibadah dan amaliyah kehidupan sehari-hari,” tutup Ketua PDM Pekanbaru.